Saturday, 11 October 2008

Selamat Datang, Teman..

Saya mendapat beberapa berita underground dari kantor pemerintahan di kawasan yang biasa kita sebut pusat fashion Indonesia.

Beberapa bulan yang lalu, sesaat setelah Gubernur beserta wakilnya dilantik, sang Wakil Gubernur sempat melakukan hal yang kurang terpuji. Beliau menginginkan setiap kegiatan yang dilakukan oleh pihaknya, yang biasanya dilakukan mess atau wisma, kini diselenggarakan di hotel berbintang.
Hingga satu saat, beliau mengadakan acara bersama partainya di hotel berbintang di Kota Bandung, dan menyertakan bill dari pembayaran hotel tersebut kedalam anggaran belanja Provinsi daerahnya.

Selain itu, diawal bulan Oktober ini saya mendengar bahwa sang Gubernur akan “menggeser” para kepala biro, kepala bagian atau juga kepala badan di Provinsi dengan para simpatisan dari partai yang sama dengannya.
Hal tersebut sedikit meninggalkan pertanyaan juga jawaban yang spekulatif.

Kenapa disebut “simpatisan”?
Karena pada aturan yang ada, seorang Pegawai Negeri Sipil diharuskan untuk netral terhadap partai politik apapun.

Lalu bagaimana caranya sang pemimpin bisa mendapat pengganti?
Perkiraan saya adalah, orang-orang yang ingin tetap berada pada posisinya atau malah yang ingin naik jabatan harus cepat-cepat berseru “Pak, saya sebenarnya respek kepada partai bapak. Tapi karena saya seorang PNS, saya tidak bisa lebih dari sekedar turut memilih dari balik kotak suara.”

Mari kita lihat para penjilat itu beraksi.

No comments: